Tahun 1988 saat itu malam selasa berpindah pindah
dari rumah kerumah, hanya beberapa orang saja,
jadi setiap malam selasa, selesai saya ceramah lalu
saya berkata : siapa yg mau ngambil majelis malam
selasa depan..?, kadang ada yg nyaut, kadang semua diam, jika
semua diam maka malam selasa depan masih
ditempat semula. saya tinggal dirumah ibunda saya di cipanas
puncak, dan saya ke jakarta hari senin atau malam
senin dengan Bis umum, atau dijemput, kalau saya
datang dengan bis umum saya lebih sering memilih
datang larut malam senin, menghindari kemacetan
jakarta dan ramainya olok olok orang terhadap pakaian saya di Bis Umum dan terminal Kp
Rambutan, karena dith 1998 itu pakaian islami
belum semarak seperti sekarang yg sangat lumrah. jika saya sampai larut malam maka saya
mendatangi rumah salah seorang dari beberapa
jamaah kita, untuk numpang istirahat dan
menginap hingga malam selasa, seringkali mereka tak membuka pintu, entah karena
kelelahan atau memang sudah kesal karena sering
diganggu oleh kedatangan saya di tengah malam,
maka saya terpaksa pergi kerumah yg lainnya dg
berjalan kaki, karena keuangan yg sangat terbatas
saat itu, dan jika sudah kesana sini tak ada yg membuka pintu maka tak jarang saya tidur di teras
rumah mereka dg berbantalkan sorban, tujuan saya adalah mengenalkan sang Nabi saw
sebagai idola, itula cita cita saya, agar orang orang
mencintai Nabi saw saya teringat suatu waktu asma saya kambuh, saat
itu saya tak punya uang sama sekali, saya punya
obat namun butuh air minum untuk meminumnya,
saya tak punya uang tuk beli air aqua, saya berjalan
pelahan lahan dan mengetuk pintu,
mereka tak bukakan, mungkin kelelahan, maka saya pergi berjalan kaki ke jarak yg cukup jauh, nafas
saya makin sesak, semestinya jika asma sudah akut maka jangankan
berjalan, bergerak pun sangat menyakiti, namun
saya harus berjalan di malam itu kerumah yg
lainnya demi minta air putih saja untuk minum
obat, saya
berjalan dari pejaten menuju condet, namun akhirnya saya tak kuat, saya stop taxi dan roboh
didalamnya tak sadarkan diri.. saya bangun dan sadar ketika saya sudah diruang
UGD Rs MMC, beberapa jamaah sudah
berdatangan, rupanya saya dibawa oleh sopir taxi
itu ke rs mmc, sopir taxi itu mengira saya orang
asing, dan petugas rs mmc memeriksa barang
barang saya dan menemukan banyak no telp dan mereka menghubunginya. dua hari saja saya dirawat dan sudah pulih.. semoga Allah memuliakan sopir taxi itu yg
menolong saya ditengah malam saat keadaan saya
sendiri dan sakit parah dan roboh tak sadarkan diri,
mungkin jika ia berniat jahat dan menelantarkan
saya dijalan gelap dimalam itu munkgin ajal saya
sudah menjelang.. tak lama majelis semakin banyak dikunjungi maka
tak lagi bisa dirumah, kita pindah ke mushollah, dari
musholla satu ke musholla lainnya berpindah pndah
setiap malam selasa, lalu semakin banyak maka
pindah dari masjid ke masjid, lalu semakin banyak
maka hanya empat masjid saja, yaitu masjid Attaubah kalibata, masjid almunawar pancoran,
masjid Attaqwa pasar minggu, dan pesantren darul
islah mampang prapatan, lalu jamaah semakin banyak dan akhirnya
ditetapkan disatu tempat saja, yaitu di almunawar
pancoran.. dan kini almunawar pancoran pun sudah tak
menampung.. kita hijrah k Attin.. entah bagaimana selanjutnya hanya Allah yg Maha
Tahu.. demikianlah majelis rasulullah. saya akan bersaksi dengan saksi kebaikan dihadapan
Allah atas semua yg pernah hadir di majelis
Rasulullah saw. salam cinta dan rindu tuk semua